Sabtu, 11 Mei 2013

INDAHNYA BELAJAR MEMAAFKAN


Siapa yang tidak mengenal Abraham Lincoln? Sosok pemimpin dan tokoh inspiratif yang dimiliki bangsa Amerika. Ternyata, sebelum menjabat sebagai presiden Amerika Serikat, ada salah satu kisah dalam perjalanan hidupnya yang mengajarkan betapa indahnya jika kita belajar memaafkan. Kisahnya yang satu ini mampu memberikan kita sebuah pelajaran hidup yang sangat berharga bahwa tiada hal yang lebih indah selain mau memaafkan.  
Sewaktu menjadi seorang pengacara muda, Abraham Lincoln tidak segan untuk diskusi dengan pengacara lainnya ketika mendapat sebuah kasus untuk ditangani . Akan tetapi, suatu hari dia diperlakuan dengan tidak menyenangkan ketika sedang menunggu diruang tunggu untuk menemui seorang pengacara senior. Dia mendengar jawaban yang dilontarkan oleh pengacara senior tersebut ketika tahu kalau Lincoln lah yang akan menemuinya. Senior itu meremehkan kedatangannya dan lalu menyuruh orang lain untuk mengusirnya. Pengacara itu bahkan menyebut Lincoln dengan sebutan monyet kaku.
Lincoln pun pura-pura tidak mendengar hujatan yang dilontarkan dan mencoba tetap tenang. Perlakuan tidak menyenangkan dari pengacara senior itu ternyata tidak berhenti begitu saja. Pengacara itu mengabaikan keberadaan Lincoln di pengadilan dan dengan mudahnya menyelesaikan kasus yang mereka tangani. Meskipun diperlakukan seperti itu, Lincoln justru berdecak kagum melihat penanganan kasus yang dilakukan seniornya. Dia kagum dengan daya nalar dan argumen kuat nan lengkap dari seniornya itu. Selesai persidangan, Lincoln pun pulang dengan semangat baru untuk belajar lebih giat lagi.
Waktu pun berlalu dan akhirnya Lincoln berhasil duduk di bangku presiden. Dia mengangkat seseorang diantara para kritikus utamanya yang bernama Edwin Stanton, untuk menjadi Sekretaris Perang. Dan rupanya, beliau adalah pengacara senior yang pernah berbuat tidak menyenangkan pada dirinya dulu. Meskipun begitu, Lincoln tidak memilih untuk mengingat hinaan yang didapatnya melainkan dia merasa kalau Stanton memang seorang pengacara cerdas yang dibutuhkan oleh negaranya.
Di hari saat Lincoln meninggal, Stanton berucap kalau Lincoln adalah sebuah mutiara yang dimiliki oleh peradaban karena hanya orang yang berkarakter dan mau memaafkanlah yang mampu bangkit dari penghinaan yang didapatnya.
Dari kisah di atas, kita bisa belajar betapa indahnya kalau kita mau belajar memaafkan. Dengan belajar memaafkan, kita tidak akan membiarkan perlakuan buruk orang lain tersebut mempengaruhi cara kita bersikap. Kita seharusnya membalas perlakuan buruknya itu dengan tetap berbuat baik. Memang tidak mudah tapi bukan suatu hal yang mustahil pula. Anggaplah hal itu sebagai cambuk agar kita dapat bertahan hidup dan meraih kesuksesan apapun medan yang akan kita hadapi. Tetaplah semangat!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar